Rompi, aksesori fashion yang kini banyak digunakan, memiliki perjalanan panjang dalam dunia busana. Dari awal yang sederhana sebagai pakaian fungsional hingga berkembang menjadi salah satu item fashion yang tak terpisahkan, rompi telah mengalami transformasi yang menarik. Meskipun sering dianggap sebagai bagian dari tren fashion masa kini, rompi memiliki akar sejarah yang mendalam dan relevansi yang kuat dalam berbagai budaya. Mari kita telusuri bagaimana rompi berkembang dari pakaian kerja menjadi tren fashion global yang banyak digemari.
1. Asal Usul Rompi sebagai Pakaian Kerja
Rompi pertama kali muncul pada abad ke-16 sebagai bagian dari pakaian kerja atau pakaian resmi bagi kaum pria di Eropa. Pada masa itu, rompi lebih dikenal dengan sebutan “vest” atau “waistcoat” dalam bahasa Inggris. Rompi ini dirancang sebagai pelengkap setelan jas, biasanya dikenakan di atas kemeja dan di bawah jas untuk memberikan lapisan tambahan yang memberikan kehangatan dan menambah kesan rapi.
Pada awalnya, rompi digunakan oleh kaum bangsawan dan kalangan menengah atas sebagai bagian dari pakaian formal. Di Inggris, rompi menjadi salah satu bagian dari pakaian sehari-hari pria kelas atas, dengan berbagai desain yang menunjukkan status sosial mereka. Desain dan bahan rompi saat itu umumnya sangat mewah, dengan bahan seperti sutra, wol, dan beludru.
2. Rompi sebagai Simbol Status
Pada abad ke-17 dan ke-18, rompi tidak hanya dilihat sebagai pakaian pelengkap, tetapi juga sebagai simbol status. Orang-orang dari kalangan aristokrat atau bangsawan sering memakai rompi dengan bordiran, hiasan, dan desain yang sangat rumit. Rompi menjadi tanda pengenalan bagi kelas sosial atas, di mana semakin mewah rompi yang dikenakan, semakin tinggi pula status sosial pemakainya.
Pada masa ini, rompi sering dipakai dalam acara-acara formal seperti pesta, pertemuan bisnis, dan upacara kerajaan. Selain itu, rompi juga diintegrasikan ke dalam pakaian sehari-hari sebagai bagian dari pakaian profesional, termasuk untuk pejabat pemerintah dan pekerja sektor formal.
3. Transisi ke Fashion Kasual di Abad ke-20
Seiring berjalannya waktu, pada abad ke-19 dan ke-20, rompi mulai beralih dari pakaian formal menuju pakaian kasual. Masyarakat kelas pekerja mulai mengenakan rompi berbahan lebih sederhana, seperti denim atau flanel, yang lebih cocok untuk pekerjaan fisik seperti bertani dan bekerja di pabrik.
Di Amerika Serikat, rompi denim atau rompi kerja menjadi sangat populer pada awal abad ke-20, digunakan oleh para pekerja konstruksi dan petani. Rompi ini tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga fungsionalitas karena biasanya dilengkapi dengan kantong untuk membawa alat-alat kecil. Rompi denim menjadi simbol budaya pekerja keras dan ketahanan, sangat cocok untuk kehidupan sehari-hari yang penuh aktivitas.
4. Rompi dalam Dunia Fashion Kontemporer
Memasuki abad ke-21, rompi kembali muncul dalam dunia fashion global, kali ini dengan desain yang lebih variatif dan kreatif. Rompi yang dulunya hanya berfungsi sebagai pelengkap pakaian kini menjadi item fashion yang bisa dipadukan dengan berbagai gaya. Rompi modern hadir dalam berbagai bentuk, dari yang simpel dan minimalis hingga yang lebih berani dengan aksen bordir, patch, atau bahkan grafis.
Rompi kulit, misalnya, mulai menjadi simbol gaya bebas dan pemberontakan, terutama di kalangan subkultur punk dan rock pada tahun 1970-an dan 1980-an. Sementara itu, rompi berbahan ringan seperti katun dan linen sangat digemari di musim panas, memberi sentuhan kasual yang tetap stylish. Desainer ternama seperti Louis Vuitton dan Prada pun memasukkan rompi sebagai bagian dari koleksi mereka, menjadikannya item fashion yang lebih universal.
5. Rompi dalam Tren Street Style
Di era modern ini, rompi telah menjadi salah satu elemen utama dalam tren street style. Desainer muda dan brand independen mulai menggabungkan rompi dalam koleksi mereka dengan pendekatan yang lebih eksperimental. Rompi dengan desain oversized, berbahan transparan, atau dengan berbagai detail unik mulai banyak dijumpai di jalanan kota-kota besar seperti New York, Paris, dan Tokyo.
Rompi juga menjadi populer di kalangan selebriti dan influencer, yang memakainya untuk berbagai kesempatan, dari tampilan sehari-hari hingga penampilan di red carpet. Rompi kini menjadi lebih dari sekadar pakaian pelengkap; ia telah menjadi elemen kunci dalam membentuk citra dan identitas pribadi.